Sejarah Simamonen chapter VI
Peternakan Kerbau di Simamonen
Kerbau di simamonen bukan sekedar ternak. Lebih dari itu, ia dalah lambang status, dan juga kekayaan. Di simamonen pernah mengalami perkembangan kerbau yang sangat melimpah. Sehingga diperkirakan kerbau mencapai 700 ekor pada zaman itu.
Awal mula berternak kerbau
Praktik berternak kerbau diperkirakan telah dimulai tak lama setelah masyarakat menetap dan membuka lahan sawah secara lebih serius. Di mana masyarakat mulai memikirkan kehidupan yang terjamin dan menetap di suatu titik yang paling aman dan nyaman. Seiring dengan bentuk kehidupan yang kian tertata, masyarakat mulai melirik ke dalam bidang peternakan. Mereka melihat peluang pada peternakan kerbau, karena di daerah simamonen memiliki lahan yang cukup mendukung untuk peternakan kerbau. satu dua masyarakat simamonen mulai membeli induk kerbau dari luar untuk dikembangkan di simamonen. Bagi sebagian orang yang tidak sanggup membeli kerbau, ia meminjam induk kerbau orang lain untuk ia gembala, agar nanti anak nya dapat ia jadikan modal awal membeli kerbau. dengan cara seperti ini, orang-orang yang tidak memiliki kerbau akhirnya bisa memiliki kerbau. lambat laun kerbau di simamonen semakin meningkat dan bertambah jumlahnya. Tiap kepala keluarga biasanya memiliki 2 hingga 10 ekor. Namun ada juga satu dua orang yang memiliki hingga 40 ekor lebih. Kerbau di simamonen memiliki jumlah yang cukup signifikan banyak apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk simamonen. Bahkan pernah tercatat secara lisan di puncak kejayaannya, jumlah kerbau di simamonen lebih dari 700 ekor dan hampir mencapai angka 100 ekor. Angka ini menjadikan simamonen dikenal sebagai salah satu pusat peternakan kerbau yang paling banyak di pasaman pada zaman itu.
System dan Pola pemeliharaan.
Masyarakat simamonen biasanya memelihara kerbau dalam system gembala liar terkontrol. Kerbau dilepas di padang rumput atau perbukitan, dan akan pulang ke kandang saat petang. Di simamonen ada satu istilah yang disebut dengan “marsaro”, marsaro itu sendiri adalah system atau cara menggembela kerbau yang dibuat oleh orang simamonen. Di mana marsaro itu sendiri adalah menggembala kerbau secara bergiliran oleh seluruh orang yang memiliki kerbau di simamonen. Biasanya masyarakat simamonen membagi tugas menggembala kerbau ke dalam beberapa kelompok. Misalnya untuk tanggal 1 sampai tanggal 2, orang yang ditugaskan menggembala adalah si A, B, dan C. kemudian untuk tanggal 3, dan 4, akan ditugaskan si D, E, dan F. begitu pun selanjutnya akan ditugaskan tida orang setiap jadwal menggembala. Biasanya untuk mendapatkan giliran menggembala lagi harus menunggu kurang lebih satu bulan.
Ancaman dan penurunan
sayangnya, jumlah kerbau perlahan menurun. Perubahan pola hidup, semakin sempitnya padang penggembalaan, serta gejolak politik pada masa itu turut mempengaruhi lahan untuk penggembalaan kerbau di simamonen. Selain iru, penyakit ternak dan bahaya binatang buas juga menjadi ancaman serius. Terkadang banyak kerbau yang terserang penyakit namun untuk pengobatan dari dokter hewan belum ada pada saat itu yang di datangkan ke simamonen. Selain itu, harimau juga sesekali memangsa ternak kerbau di simamonen sehingga jumlah kerbau semakin lama semakin menurun. Dan masih banyak lagi faktor yang benar benar menjadi penyebab menurunnya jumlah kerbau di simamonen hingga akhirnya bisa dikatakan habis.
Catatan
Dahulu ternak kerbau pernah menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar di simamonen. Namun dengan berbagai faktor yang menjadikan peternakan kerbau menjadi menurun. Apabila dilihat dari beberapa faktor, permasalah yang ada sebagian masih dapat ditanggulangi. Dengan berinovasi ke dalam system peternakan kombinasi tradisional dan modern. Banyak hal yang masih besar kemungkinan faktor penyebab menurunnya peternakan kerbau di simamonen masih dapat di carikan solusi. Untuk pembahasan kerbau ini lebih dalam silahkan baca artikel penelitian saya yang berjudul “analisis menurunnya peternakan kerbau di simamonen, peternakan yang menjadi sumber kekuatan ekonomi di simamonen. Reboisasi tahun 1989. Puncak kejayaan kerbau 1986.
Komentar
Posting Komentar