Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Sejarah Simamonen chapter VI

Gambar
Peternakan Kerbau di Simamonen Kerbau di simamonen bukan sekedar ternak. Lebih dari itu, ia dalah lambang status, dan juga kekayaan. Di simamonen pernah mengalami perkembangan kerbau yang sangat melimpah. Sehingga diperkirakan kerbau mencapai 700 ekor pada zaman itu.  Awal mula berternak kerbau Praktik berternak kerbau diperkirakan telah dimulai tak lama setelah masyarakat menetap dan membuka lahan sawah secara lebih serius. Di mana masyarakat mulai memikirkan kehidupan yang terjamin dan menetap di suatu titik yang paling aman dan nyaman.  Seiring dengan bentuk kehidupan yang kian tertata, masyarakat mulai melirik ke dalam bidang peternakan. Mereka melihat peluang pada peternakan kerbau, karena di daerah simamonen memiliki lahan yang cukup mendukung untuk peternakan kerbau. satu dua masyarakat simamonen mulai membeli induk kerbau dari luar untuk dikembangkan di simamonen. Bagi sebagian orang yang tidak sanggup membeli kerbau, ia meminjam induk kerbau orang lain untuk ia gembal...

Sejarah Simamonen Chapter III

Gambar
Awal Terbentuknya Tatanan Sosial Jumlah penduduk semakin bertambah banyak. Setelah bertahun-tahun hidup di lokasi yang cukup jauh dari pusat keramaian, muncul kesadaran akan pentingnya kebersamaan. Bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi juga untuk membangun suatu ikatan sosial yang kuat. Kesadaran itu lahir dari suatu kebutuhan akan kepentingan yang tidak mungkin akan bisa dicapai sendiri-sendiri, dan kbutuhan itu harus diselesaikan melalui kebersamaan atau gotong royong. Dari titik ini awal kesadaran akan hubungan sosial semakin tumbuh dan berkembang. Yang pada akhirnya kesadararan hubungan sosial dari daerah lain atau pihak luar daerah sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat Simamonen.  Karna pemimpin kampung sudah ada yaitu Badul Amin sebagai datuk Simamonen yang ditunjuk langsung oleh ketua adat Koto Rajo. Maka dari sinilah cikal bakal kampung Simamonen mulai teratur secara sosial, bukan hanya sebagai tempat tinggal, tapi juga sebagai komunitas den...

LEGENDA SI JIBUN

Gambar
Legenda dari Simamonen Pada masa lalu, di suatu daerah di bagian timur simamonen yang dikenal dengan daerah Batu Ampar, hiduplah seorang laki-laki yang bergelimang harta yang melimpah. Namanya dikenang turun temurun oleh masyarakat simamonen dengan sebutan Si Jibun. Ia dikenal bukan hanya seorang yang kaya raya, namun ia juga dikenal karena memiliki kesaktian. Ia memiliki segala hal yang dapat membuat orang-orang segan kepadanya. Ia memiliki tanah yang luas, ayam beribu ekor, dan kerbau yang banyak. Bukan hanya itu, ia juga mempunyai perkebunan luas yang beragam jenis tanaman seperti pisang, kelapa, dan langsat yang tak pernah habis dipanen. Dan ia juga diketahui memiliki emas yang sangat banyak sehingga hitungannya bukan lagi gram tetapi ia menghitung emasnya dengan menggunakan ukuran sukat atau setara dengan 2 liter beras. Nila disebut nama Si Jibun maka yang terlintas di benak orang orang Simamonen adalah sesosok orang yang kaya raya dan sakti.  Tapi sebagaimana tanah yang luas ...

Sejarah Simamonen Chapter II

Gambar
  Kehidupan Awal Di Simamonen Mendirikan Kehidupan: Alam, Ladang, Peternakan, dan Identitas Sosial Setelah menetap di dataran yang masih penuh hutan rimba, Badul Amin dan keluarga membuka lembaran pertama sejarah kehidupan manusia di Simamonen. Wilayah yang semula sunyi, kini mulai dihidupkan dengan aktivitas sehari-hari yang berpadu erat dengan alam. Dari sanalah lahir pondasi budaya dan tatanan sosial yang kelak membentuk identitas Simamonen. Pertanian, Kerajinan, dan Aktivitas Sehari-Hari. Seiring waktu, mereka mulai mengolah lahan dengan alat seadanya dan hanya bermodal kerja keras, mereka membuka lahan pertanian. Padi ladang, singkong, dan pisang mulai ditanami oleh masyarakat untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari. Di samping itu mereka juga tak jarang melakukan perburuan atau berjerat Rusa dan Kijang untuk kebutuhan pangan dan gizi protein yang mereka butuhkan. Selain itu mereka juga sering menangkap ikan dengan alat perangkap yang mereka buat sendiri yang berbahan dasar bamb...

Sejarah Simamonen Chapter I. Revisi

Gambar
Leluhur Perintis Simamonen Chapter I.a. Asal usul berdirinya kampung Simamonen berawal dari perjalanan seorang laki-laki bernama Badul Amin, atau yang dekan pula sebagai Pento Marali. Beliau berasal dari Aek Nabara, Mandailing Utara, wilayah bagian selatan Sumatera Utara. Tidak diketahui pasti apa alasan beliau meninggalkan kampung halaman dan merantau ke negeri orang.  Badul Amin merantau ke arah barat, menelusuri daratan yang pada akhirnya sampai di wilayah sumatera barat. Badul Amin sampai di wilayah ranah Koto Rajo, salah satu nagari tua di Rao Utara, Pasaman, yang saat itu berada di bawah system pemerintahan adat dan pengaruh kerajaan lokal. Informasi ini didasarkan pada cerita turun temurun yang masih diingat oleh keturunan beliau hingga saat ini.  Pertemuan dengan Datuk Koto Rajo Setibanya di koto rajo, Badul Amin menemui Datu, pemimpin adat wilayah yang memegang kekuasaan atas wilayah tersebut. Ia mengajukan permohonan untuk tinggal dan membuka lahan,. Permintaan ini d...

Sejarah Simamonen Chapter I

Gambar
Asal Usul Kampung Simamonen Wawancara A. Muhyi Bersama Ompung Abu Nawas – 17 Juli 2024 Asal-usul terbentuknya Kampung Simamonen diperkirakan bermula pada awal abad ke-20, sekitar tahun 1900 Masehi. Kampung ini dipelopori oleh seorang perantau bernama Badul Amin , yang juga dikenal dengan nama Pento Marali . Ia berasal dari wilayah Mandailing Utara , Sumatera Utara, dan melakukan perjalanan merantau ke arah Sumatera Barat . Setelah menempuh perjalanan panjang, Badul Amin tiba di Ranah Koto Rajo , wilayah yang saat itu berada di bawah kekuasaan seorang Datuk di daerah Rao Utara . Di sinilah ia bertemu dan meminta izin kepada Datuk Koto Rajo untuk menetap. Permintaannya disambut dengan tangan terbuka; Datuk mengizinkannya untuk mengelola sebidang tanah yang berada di bagian timur wilayah kekuasaan Koto Rajo—daerah yang kini dikenal dengan nama Simamonen . Kedatangan Keluarga dan Awal Mula Pemukiman Setelah memperoleh izin dan kemurahan hati dari Datuk Koto Rajo, Badul Amin pun kemb...

Rumah Kayu Simamonen: Arsitektur Kearifan Lokal yang Kian Menghilang

Gambar
Rumah Kayu Simamonen: Gaya Arsitektur Leluhur yang Kian Menghilang Rumah Kayu Simamonen: Arsitektur Kearifan Lokal yang Kian Menghilang Beberapa tahun lagi rumah dengan gaya arsitektur yang khas yang berada di desa Simamonen mungkin akan secepatnya hilang dan hanya tinggal potret atau ingatan yang samar. Gaya rumah kayu panggung dulu begitu akrab di Simamonen. Belakangan ini sudah bergeser ke gaya arsitektur modern. Rumah panggung dengan gaya arsitektur yang memiliki khas tersendiri ini kini berubah menjadi bangunan yang menggunakan bahan beton. Jumlah rumah dengan gaya arsitektur tradisional ini tidak banyak lagi yang masih berdiri di simamonen dan hanya tersisa 13 rumah lagi. Tidak banyak yang menyadari bahwa rumah kayu peninggalan leluhur ini sedang berada di ujung usia. Lima atau sepuluh tahun ke depan, jejak arsitektur ini mungkin benar benar lenyap dari kampung Simamonen. Gaya arsitektur yang dibangun dengan kearifan lokal dan memiliki beberapa keunikan dan alasan tertentu mung...

TRADISI MANUBA DI SIMAMONEN

Gambar
TRADISI MANUBA DI SIMAMONEN  Tali Adat yang Masih Mengikat.  Di tengah derasnya arus zaman yang membawa perubahan cepat ke pelosok-pelosok negeri, ada sebuah kampung di Kabupaten Pasaman yang masih teguh menjaga warisan leluhurnya. Kampung itu bernama Simamonen . Di sana, tradisi kuno bernama Manuba masih terus dijalankan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat bukan sekadar acara, tapi tali adat yang mengikat silaturahmi antarwarga hingga hari ini. 🌿 Apa Itu Manuba? Manuba adalah tradisi menangkap ikan bersama yang dilakukan masyarakat Simamonen di sungai. Namun, ini bukan sekadar aktivitas mencari ikan. Manuba merupakan ritual adat yang sarat makna , dilakukan untuk memohon hujan di musim kemarau panjang atau saat air sungai tidak cukup untuk kebutuhan pertanian. Yang menarik, masyarakat menggunakan Tuba sebagai alat utama. Tuba adalah tanaman beracun alami yang membuat ikan menjadi lemas atau mabuk di air, sehingga mudah ditangkap. Tuba ini ada dua jenis: yang be...

Iterpretasi Lukisan yang Berjudul "12 Nan Ka Layua"

Gambar
  12 Nan Ka Layua adalah sebuah lukisan yang dibuat oleh seniman Abdullah Muhyi pada tahun 2023 di atas kanvas berukuran 100 cm x 100 cm dengan menggunakan cat akrilik. Lukisan inimenggambarkan sosok wanita yang sedang melakukan attraksi tari dengan memakai gaun warna orange kemerahan. Gerakan tubuh wanita tampak mengangkat satu tangan ke atas beserta piring yang berisi bunga di telapak tangan. Tangan kiri berada di atas paha dengan piring berisi benih bunga. Wanita tampak setengah duduk atau duduk menggunakan lutut. Menurut interpretasi penulis lukisan ini memiliki makna bahwa sumbang 12 yaang ada di masyarakat sumatera barat sudah mulai memudar, ditandai dengan bunga di tangan kanan yang bebereapa helai telah mengerig. Namun lukisan inijuga memberikan pesan di tangan kiri yang memegang benih, yang berarti ajakan atau masih ada harapan untuk menghidupkan kembali sumbang 12 di kalangan masyarakat.

Postingan populer dari blog ini

TRADISI MANUBA DI SIMAMONEN

Sejarah Simamonen Chapter I

LEGENDA SI JIBUN